Biro PRB PGI Konsolidasikan Jaringan untuk Merespon Bencana Banjir di Jabodetabek

JAKARTA,PGI.OR.ID-Merespon bencana banjir yang terjadi di Jabodetabek akibat intensitas hujan yang tinggi sejak Senin, 3 Maret 2025, Biro Pengurangan Risiko Bencana (PRB) PGI melakukan pertemuan secara virtual dengan Sinode GPIB (dalam hal ini Crisis Center GPIB), Sinode GKP (dalam hal ini Yayasan Badan Sosial Darma Kasih/YBSDK GKP), Tagana Rajawali GBI dan Jakomkris PBI, pada Selasa (4/3/2025).
Pertemuan yang dipimpin Pdt. Shurej Tomaluweng dilakukan untuk membangun respon tanggap bencana, dan membantu memenuhi kebutuhan para penyintas bencana banjir. Diperoleh informasi beberapa gereja seperti GPIB Menara Kasih, GPIB Galilea dan jemaat dari GKP Cawang, GKP Bekasi, dan GKP Rehoboth, terdampak oleh bencana tersebut.
Pada kesempatan itu, Dessy dari YBSDK GKP menginformasikan cukup banyak warga jemaat GKP yang menjadi penyintas bencana banjir, dan salah satu gereja GKP yang terdampak adalah GKP Kampung Tengah. Saat ini, Tim YBSDK GKP bersama dengan GKP Kampung Sawah telah membentuk tim untuk melakukan assesstment ke lokasi bencana. Namun tim tidak bisa melakukan tugas terkendala sulitnya jalan menuju lokasi masih. Bahkan komunikasi antara tim dengan warga jemaat maupun pimpinan jemaat GKP yang terdampak, akibat sulitnya sinyal akibat bencana ini.
Meski di tengah situasi sulit, tim YBSDK GKP dan GKP Kampung Sawah menginfomasikan GKP Cawang dan GKP Bekasi telah membuat respon cepat dengan menyediakan dapur umum. Selain menjadi dapur umum, GKP Bekasi juga dijadikan tempat pengungsian untuk para penyintas bencana banjir. Hingga saat ini, belum diketahui jumlah para penyintas yang mengungsi di GKP Bekasi.
Sementara itu, mewakili Crisis Center Sinode GPIB dan juga Komisi PRB PGIW Jawa Barat, Chris Wangkay menginformasikan cukup banyak jemaat-jemaat GPIB yang terdampak akibat banjir ini. Mereka masih tertahan di lantai 2 rumah masing-masing. Kendala yang dihadapi sama seperti tim dari GKP, yaitu assesstment. Hal ini disebabkan minimnya SDM. Mengakali kondisi ini, Sinode GPIB mengupayakan relawan. Disampaikan dua gereja GPIB yang terdampak bencana yaitu GPIB Galilea di Galaxy Bekasi dan GPIB Menara Kasih Bekasi.
“Konsentrasi tanggap bencana dilakukan di GPIB Menara Kasih dan di GPIB Menara Kasih sudah dibuka dapur umum dan gereja tersebut juga dijadikan tempat pengungsian bagi para penyintas. Saat ini, kebutuhan mendesak para penyintas adalah tim kesehatan sekaligus dengan obat dan selimut atau sarung. Selain itu, kebutuhan akan perahu karet dengan alat motor yang cukup besar untuk mengevakuasi warga, dan kebutuhan genset untuk ketersediaan listrik yang saat ini dalam kondisi mati. Sekitar 500 orang yang terdampak dan mengungsi di gereja GPIB Menara Kasih,” ujarnya.
Pembentukan Pos Terpadu
Dari informasi yang disampaikan Chris Wangkay dan Dessy, pertemuan memutuskan dibentuknya Pos Terpadu (PosTer) di GPIB Menara Kasih. PosTer ini akan dikoordinir oleh Chris Wangkay sebagai ketua, dan Mercylona dari YBSDK GKP.
Mengawali gerakan kemanusiaan melalui PosTer ini, PELKESI bersama RS Bayukarta dari Sinode GKP, dan RS Imanuel, akan berkoordinasi untuk memberikan bantuan kesehatan. PELKESI juga siap memberikan bantuan berupa barang yaitu alat pompa air dan lumpur, serta genset. PosTer ini juga akan secepatnya membentuk tim untuk melakukan assesstment, dan dokumentasi terkait memberikan update situasi dan kebutuhan penyintas. Tim Tagana Rajawali GBI pun siap membantu dalam hal dapur umum.
Sebagai tindak lanjut dari pertemuan, tim assessment dan tim dokumentasi akan dibentuk serta akan berkoordinasi dengan Jakomkris untuk membuat dokumen situation report yang terupdate serta memberikan list-list kebutuhan untuk disampaikan kepada gereja-gereja dan mitra-mitra PGI. Hasil assesstment ini nantinya tidak hanya mengakomodir kebutuhan-kebutuhan penyintas dari jemaat GPIB dan GKP saja, namun juga penyintas dari gereja-gereja lain, dan masyarakat luas yang terdampak.
Untuk penggalangan dana bantuan, PosTer juga telah menetapkan akan memakai rekening GPIB Menara Kasih dan Biro PRB-PGI siap memberikan support awal kepada PosTer dengan bantuan dana sebesar Rp. 10.000.000 (sepuluh juta rupiah).
Pewarta: Markus Saragih